Kunjungan ke Jingjiang Wangfu/ Prince Palace hanya berlangsung kurang lebih 2,5 jam saja dan kami hanya mengekor tur guide kami saja, dan mendengarkan dia berceloteh dlm bhs mandarin utk menjelaskan objek dalam istana yg mirip musium. Jadi kami tidak bebas mengesplorasi istana yg amat besar itu.
Tur berakhir di tempat suvenir di pintu keluar...Wah...sudah keluar nih, jadi tidak bisa masuk lagi pikir kami.
Memandang sekeliling kami, ternyata kami sudah ada di pelataran parkir.
Akhirnya kami pun memutuskan utk pulang ke hotel dan bersiap naik taxi ke Yangsuo.
Baru saja keluar dari Prince Palace seorang supir taxi menghampiri kami dan menanyakan tujuan kami selanjutnya, kami menyebutkan nama hotel kami...setelah harga oke, kamipun naik taxinya dia.
Sebenarnya kami tadinya mau naik Didi, yaitu taxi online sejenis Grab yg perusahaan pengelolanya adalah dari negara China sendiri. Apalagi setelah seorang ibu dari Malaysia juga cerita kalau taxi biasa kadang membuat kita putar2 kota sehingga ongkos taxi akan lebih mahal.
Namun karena taxi ini sudah di depan mata dan kami pikir pesan Didi juga rumit krn no Hp suami adalah nomor Indonesia, maka kamipun memutuskan naik taxi ini. Dan sampai hari itu kami belum pernah pesan Didi.
Nah... bisa pembaca duga, supir taxi ini sepanjang perjalanan dia berusaha menjual produk tour yg katanya harganya lebih murah daripada agent2 tour yg lain. Sangking antusiasnya aduh...itu orang ngomong tanpa titik koma, selain ngebut, juga ga pake nafas....pusing kita mendengarnya. Akhirnya agar tidak ditekan terus kami bilang bhw kami masih menunggu teman kami utk buat keputusan ke mana mau pergi dan akhirnya diapun diam...(peace, man..!)
Sewaktu menunggu kami mengambil tas koper kami yg sdh kami siapkan sebelumnya di lobby hotel, kami mengamati bhw dia selalu sibuk dg handphonenya menelpon orang2. Bahkan di atas mobil dia terus sibuk telfon.Dengan bahasa mandarin kami yg masih terbatas kami bisa tahu kalau dia menelpon restoran yg akan dituju. (Ya..menurut kami masih okelah karena mungkin dia minta komisi dari restoran tsb, tapi kami jadi menebak-nebak bhw kami akan dibawa ke restoran yg mahal)
Satu dua menit kemudian kami sampai di restoran seafood di dekat lokasi Elephant trunk hill. Kami dari hari sebelumnya merasa bhw daerah yg Elephant trunk hill ini termasuk daerah yg cukup mahal krn dekat dg objek wisata. Jadi kata2nya bhw resto ini tidak mahal sudah kami curigai kebenarannya.
Setelah itu dia secara spesifik menunjuk satu resto yg katanya enak itu...padahal di kanan kiri resto itu banyak juga resto yg lain. Dari cara bicara dan bahasa tubuhnya, dan tangannya berulang2 menunjuk ke resto yg dia maksud, kami merasa seolah-olah kami harus masuk ke resto yg dia tunjuk tersebut dan jika tidak dia tidak akan senang.
Untuk menghindari kondisi yg sudah tidak enak, akhirnya kamipun bilang kami tidak jadi makan krn masih kenyang, dan minta dia utk antar kami ke Yangsuo saja.
Jarak ke Yangsuo bisa ditempuh kira2 dalam wkt 1 jam, kami krn masih punya roti kami tenang2 saja jika jam makan tertunda satu jam.
Baru saja kami bilang kami langsung ke Yangsuo saja, dia mulai telpon lagi...pertama ke resto tadi utk memberi tahu kalau kunjungan kami batal. Tidak hanya sebatas itu, setelah itu dia sepertinya menelpon istrinya dan setelah itu dia menelpon temannya. Dan terlihat juga kalau dia kesal krn kami tidak mau makan di situ.
Sementara itu suamiku yg sudah curiga, semakin waspada selalu memantau perjalanan kami dg google mapsnya. Bahkan dia sudah foto QR wechat taxi yg kami naiki itu...
Sewaktu supir ini tdk belok ke arah yg dianjurkan google maps dia mulai curiga. Akhirnya supir itu selesai juga menelpon dan dia bilang dia harus menjemput temannya dulu sebelum antar kami ke Yangshuo.
Suamiku bilang," weishenme? Wo buyao ni dai ni de pengyou!" (Ada apa? Saya ga mau kalau kamu bawa teman kamu)
Supir itu bilang "shi wo de pengyou dai ni qu Yangshuo"
(Teman saya yg bawa kalian ke Yangsuo)
"Bu yao ni de pengyou.." (Kami ga mau dengan teman kamu) balas suamiku.
"Wo pengyou shi hao ren. Nimen keyi xiangxin ta"
(Teman saya orang baik2. Kalian bisa percaya sama dia)
"Wo buyao!"(Saya ga mau) suamiku mulai marah "Qing ting che" (Hentikan mobil!!)
Supir itu masih blm berhenti sambil cari alasan agar kami mau dibawa temannya,jadi suamiku dg tegas ulangi perintahnya "ting che"
Suamiku perintahkan dia buka bagasi dan segera kami turunkan barang2 kami dan anak2 semua sdh turun barulah suamiku turun dari taxi tersebut...berjaga2 kalau tas kami dibawa kabur bisa susah kita tanpa baju ganti..!!!! LOL
Kami diturunin di tempat yg kami tidak tahu jelas apa namanya. Untungnya saat itu siang hari dan itu bukanlah daerah yg sepi sehingga kami tidak takut.
Dengan 2 koper besar dan tiap orang bawa ransel masing2 dan 1 tas camping yg cukup besar... kami harus putuskan bgm meneruskan perjalanan kami. Akhirnya itulah pertama kalinya suamiku mencoba pesan Didi. Hati kami berdebar2 krn sebelumnya sudah coba pesan Didi tapi gagal. Dan betapa leganya saat aplikasi di HP suamiku menyatakan pesanan berhasil....!!!!
Akhirnya Didi kami datang juga. Yang lebih lega dan menghibur adalah Didi yg kami pesan ini mobilnya masih baru, dan jauh lebih nyaman daripada naik taxi yg tadi kami naiki.
Dengannya kami diantar sampai ke kota Yangshuo yg indah...
Welcome to yangshuo....
Bersambung....
China 008 Yangsuo di malam hari
No comments:
Post a Comment